Hemodialisa (Cuci Darah)

HEMODIALISA
Hemodialisa adalah suatu teknologi tinggi sebagai terapi pengganti fungsi ginjal untuk mengeluarkan
sisa-sisa metabolisme atau racun tertentu dari peredaran darah manusia seperti air, natrium, kalium,
hydrogen, urea, kreatinin, asam urat, dan zat-zat lain melalui membran semi permeable sebagai pemisah
darah dan cairan dialisat pada ginjal buatan dimana terjadi proses difusi, osmosis dan ultra filtrasi.

CAPD (Continuius Ambulatory Peritoneal Dialysis)
Metode pencucian darah dengan mengunakan peritoneum (selaput yang melapisi perut dan pembungkus organ perut). Selaput ini memiliki area permukaan yang luas dan kaya akan pembuluh darah. Zat-zat dari darah dapat dengan mudah tersaring melalui peritoneum ke dalam rongga perut. Cairan dimasukkan melalui sebuah selang kecil yang menembus dinding perut ke dalam rongga perut. Cairan harus dibiarkan selama waktu tertentu sehingga limbah metabolic dari aliran darah secara perlahan masuk ke dalam cairan tersebut, kemudian cairan dikeluarkan, dibuang, dan diganti dengan cairan yang baru.

KAPAN HARUS CUCI DARAH
Cuci darah dilakukan jika gagal ginjal menyebabkan:

  • Kelainan fungsi otak (ensefalopati uremik)
  • Perikarditis (Peradangan kantong jantung)
  • Asidosis (peningkatan keasaman darah) yang tidak memberikan respon terhadap pengobata lainnya.
  • Gagal Jantung
  • Hiperkalemia (kadar kalium yang sangat tinggi dalam darah)

KEUNGGULAN CAPD
1. Proses dialysis peritoneal ini tidak menimbulkan rasa sakit.
2. Membutuhkan waktu yang singkat, terdiri dari 3 langkah.

  • Pertama, masukkan dialisat berlangsung selama 10 menit
  • Kedua, cairan dibiarkan dalam rongga perut untuk selama periode waktu tertentu (4-6 jam)
  • Ketiga, pengeluaran cairan yang berlangsung selama 20 menit

3. Ketiga proses diatas dilakukan beberapa kali tergantung kebutuhan dan bisa dilakukan oleh
pasien sendiri secara mandiri setelah dilatih dan tidak perlu ke rumah sakit.