Untuk memberikan pelayanan kesehatan khususnya di wilayah kota Blitar dan sekitarnya, maka Yayasan Yoseph mendirikan dan mengelola sebuah Rumah Sakit Umum Katolik. Sebelum menjadi sebuah Rumah Sakit, pendirian Rumah Sakit Katolik BUDI RAHAYU diawali dengan terbentuknya sebuah poliklinik Rawat Jalan dan Balai Kesehatan Ibu dan Anak ( B.K.I.A. )
– Tahun 1936, Mempunyai 20 (dua puluh ) tempat tidur, seiring perkembangan taraf hidup dan kebutuhan masyarakat kota Blitar akan pelayanan kesehatan.
– Tahun 1965, RS Katolik BUDIRAHAYU menambah jumlah tempat tidur menjadi 50 (lima puluh ) tempat tidur.
– Tahun 1967, RS Katolik BUDIRAHAYU meningkatkan pelayanan dengan membuka sarana pelayanan penunjang diagnostik berupa Laboratorium.
– Tahun 1974, RS Katolik BUDI RAHAYU membangun satu Asrama Perawat dan merenovasi kamar-kamar untuk orang sakit.
– Tahun 1978, RS Katolik BUDI RAHAYU mendapat satu kendaraan Ambulan yang pertama dari Pemerintah.
– Tahun 1983, Membangun beberapa kamar untuk orang sakit, sehingga kapasitas menjadi 65 (enam puluh lima) tempat tidur.
– Tahun 1984, Membangun beberapa sarana penunjang medik yang berupa Kamar Operasi yang peralatannya telah mendapat bantuan dari Pemerintah berupa meja dan lampu operasi.
– Tahun 1986 RS Katolik BUDI RAHAYU semakin berkembang sehingga kapasitas tempat tidur menjadi 80 (delapan puluh) tempat tidur. Dengan perkembangan ini, telah dibangun pula sarana diagnostik Rontgen (foto) dan pelayanan ECG. Untuk perlengkapan telah dibeli sebuah pesawat X-Ray guna kepentingan pelayanan penderita.
– Tahun 1991/1992, RS Katolik BUDI RAHAYU melaksanakan perluasan dengan membangun beberapa ruangan tambahan untuk penderita rawat inap, Poliklinik, dan UGD (Unit Gawat Darurat), Gedung Rehabilitasi Medik dan Rontgen, Gedung Laboratorium. Kamar Operasi dibangun dua buah untuk Sepsis dan Asepsis. Disamping itu dibangun pula Asrama Perawat bertingkat dua sebagai sarana untuk menampung Paramedis sehingga komunikasi menjadi lebih mudah.
– Tahun 1994, RS Katolik BUDI RAHAYU menambah beberapa peralatan untuk Rehabilitasi Medik, USG, Dapur dan Kamar Cuci. Disamping itu dibangun pula sarana Poli Gigi.
– Tahun 1995/1996, RS Katolik BUDI RAHAYU semakin berkembang dalam memberikan pelayanan penderita rawat inap, sehingga tersedia tempat tidur sebanyak 120 (seratus dua puluh) dan berkapasitas 125 (seratus dua puluh lima) tempat tidur. Untuk meningkatkan mutu pelayanan serta efisiensi waktu dan tenaga kerja, Rumah Sakit menambah peralatan dan sistem komputerisasi diberbagai unit.
– Tahun 1997, RS Katolik BUDI RAHAYU melaksanakan perluasan dengan membangun dua ruangan tambahan untuk Ruangan Rawat Inap Isolasi dan Ruang Tunggu Keluarga Penderita.
– Tahun 1998, RS Katolik BUDI RAHAYU melaksanakan perluasan dengan membangun :
– 1 (satu) Ruang Tambahan untuk Ruang Pertemuan.
– 1 (satu) Ruang Tambahan untuk Instalasi Perbaikan Sarana.
– 1 (satu) Ruang Tambahan untuk Garasi.
– 1 (satu) Ruang Tambahan untuk Gudang.
– Tahun 1998 s/d 2001 RS Katolik BUDI RAHAYU Blitar mendapat status Akreditasi Penuh oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia yang telah memenuhi Standar Pelayanan RS meliputi :
– Administrasi dan Manajemen
– Pelayanan Medis
– Pelayanan Gawat Darurat
– Pelayanan Keperawatan
– Rekam Medis
– Tahun 1999, – RS Katolik BUDI RAHAYU melaksanakan perluasan ruangan rekam medik dengan merenovasi ruang yang ada tanpa membangun yang baru.
– Dibangun pula sebuah pos penjagaan untuk petugas keamanan / Satpam.
– Tahun 2000, RS Katolik BUDI RAHAYU semakin berkembang dalam memberikan pelayanan penderita rawat inap, sehingga tempat tidur tersedia menjadi 122 dan berkapasitas 136 tempat tidur. Melaksanakan pula perluasan :
– Ruang makan karyawan dengan merenovasi ruang yang ada tanpa membangun yang baru.
– Satu ruang tiga pintu untuk garasi.
– Satu ruang untuk Poli Gizi
– Dental Unit dan Rontgen Gigi
– Perluasan Dapur dan Kamar Cuci
– Memasang keramik UGD, Poliklinik, Rontgen
– Tahun 2001, RS Katolik BUDI RAHAYU semakin meningkat dalam memberikan pelayanan penderita rawat inap, sehingga tempat tidur tersedia menjadi 127 dan berkapasitas 135 tempat tidur. Melaksanakan pula perluasan :
– Renovasi AULA ,Garasi dan membangun kantor Instalasi Perbaikan sarana ( IPS )
– Menambah ruang untuk gudang alat-alat RS dan perpustakaan
– Mengganti kayu-kayu bangunan yang lapuk.
– Memasang keramik Rumah Sakit
– Tahun 2002, RS Katolik BUDI RAHAYU, mempersiapkan kembali untuk mengikuti akreditasi ke-2 yaitu 12 pelayanan pokok. Semua sarana, prasarana dan prosedur di persiapkan sesuai dengan standar yang berlaku. Begitu pula pelatihan-pelatihan diikuti untuk mencapai pada standarisasi sesuai yang dikehendaki Akreditasi.
Akreditasi dilaksanakan 20, 21, 22 November 2002 : RSK Budi Rahayu didatangi Surveyor dari Tingkat Pusat, dan dilaksanakan Penilaian Akreditasi.
– Tahun 2003 RS Katolik BUDI RAHAYU memperluas pelayanan dengan merenovasi kamar perawatan yang ada untuk pelayanan ICU ( Intensif Care Unit ).
– Memperluas dengan merenovasi ruang kerja kantor perawatan Pav I , Pav II, pav III dan Pav IV.
– Membangun ruangan yang dipergunakan untuk Ka.Subsi Keperawatan, Komite Medis dan Staf medis, gudang sabun, kantor koperasi, dan dapur pav II
– Membangun gudang alat-alat Rumah Sakit.
– Peningkatan pelayanan Radiologi pada bulan Maret 2003 telah dipasang 1 (satu) unit CT Scan yang bertempat diruangan radiologi.
– Membangun Ruang isolasi yang berada di Pav III dan Pav IV
– Tahun 2004 RSK BUDIRAHAYU melaksanakan apa yang sudah dibangun, memberikan pelayanan yang lebih meningkat kepada seluruh pasien dengan segala kelengkapan yang sudah kita miliki, disamping dokter-dokter spesialis yang semakin bertambah. Didalam rapat direncanakan pula untuk penambahan pembangunan / renovasi khususnya untuk administrasi, IGD, dan Farmasi oleh karena sampai saat ini hampir seluruh ruangan diisi selain karyawan juga dokumen- dokumen yang perlu dipertahankan sebelum akhirnya dimusnahkan setelah disimpan selama 7 ( tujuh ) tahun , untuk apotek 3 ( tiga ) tahun dari tanggal penerimaan resep.
– Tahun 2005 RSK BUDIRAHAYU mengadakan renovasi gedung administrasi menjadi 3 ( tiga ) lantai yaitu untuk administrasi, poliklinik, farmasi dan membangun sarana tempat parkir untuk pengunjung. Selain secara fisik, RSK Budi Rahayu juga meningkatkan pelayanan dengan menambah dan merenovasi kamar perawatan pelayanan ICU ( Intensif Care Unit ) berikut dengan ruang tunggunya, dan juga memperluas ruang perawatan untuk pasien bersalin.
Usaha-usaha pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat mengacu kepada medis teknis dari Departemen Kesehatan melalui Direktorat Rumah Sakit Swasta. Demikian juga pembinaan diberikan oleh Dinkes Tingkat I dan Dinkes Tingkat II Blitar. Sebagai suatu Rumah Sakit dengan pelayanan rawat inap maka juga memberi rujukan baik ke atas yaitu Rumah Sakit di Malang, atau Surabaya maupun menerima rujukan dari bawah yaitu Puskesmas dan balai pengobatan yang ada di Blitar dan daerah sekitarnya.
History
To provide health services in Blitar city and surrounding, Yoseph foundation set up and manage a Catholic General Hospital. Before becoming a hospital, establishment the Budi Rahayu Catholic Hospital begins with the built of a polyclinic outpatient and Institute of Maternal and Child Health (BKIA).
-Year 1936, has a 20 (twenty) bed, as the development of living standards and the needs of the town of Blitar for medical care
-In 1965, Budi Rahayu Catholic Hospital increase the number of beds to 50 (fifty) bed.
-In 1967, Budi Rahayu Catholic Hospital improve services by opening a service facility in the form of laboratory diagnostic support.
-In 1974, Budi Rahayu Catholic Hospital build and renovate one Nurses Dormitory rooms for the sick.
-In 1978, Budi Rahayu Catholic Hospital gets one ambulance of the first vehicle of the Government.
-In 1983, Build some room for the sick, so the capacity to be 65 (sixty five) beds.
-In 1984, Build some supporting facilities in the form of medical equipment Operating Room that has received assistance from the Government of the operating table and lamp.
-In 1986 Budi Rahayu Catholic Hospital growing so bed capacity to 80 (eighty) bed. With this development, has also constructed diagnostic X-ray facilities (photo) and ECG services. For equipment already purchased a plane X-Ray in the interests of patient care.
-In 1991/1992, Budi Rahayu Catholic Hospital implement the expansion by building some additional room for patient hospitalization, clinic, and emergency room (ER), and X-ray Medical Rehabilitation Building, Laboratory Building. Operating rooms are built of two pieces for Sepsis and asepsis. Besides, it also built two-story dormitory nurse as a means to accommodate a paramedic so that communication becomes easier.
– In 1994, Budi Rahayu Catholic Hospital add some equipment for Medical Rehabilitation, ultrasound, Kitchen and Wash Room. Besides, it also means Poly Dental built.
-Year 1995/1996, Budi Rahayu Catholic Hospital growing in providing patients with inpatient services, making available a total of 120 beds (one hundred and twenty) and a capacity of 125 (one hundred twenty five) beds. To improve service quality and efficiency of time and labor, Hospitals add equipment and computerized systems in various units.
– In 1997, Budi Rahayu Catholic hospitals perform expansion by building two additional rooms for Inpatient Isolation Room and Family Room Patients Wait.
-In 1998, Budi Rahayu Catholic hospitals perform expansion by building:
– 1 (one) Additional Space for the Assembly Hall.
– 1 (one) Additional Space for Installation Repair Facility.
– 1 (one) Additional Space for Garage.
– 1 (one) Additional Space for Warehouse.
Budi rahayu Catholic hospitals in 1998-2001 Full accreditation status granted by the Ministry of Health Republic of Indonesia who have met the Standard Hospital Services include:
– Administration and Management
– Medical Services
– Emergency Services
– Nursing Services
– Medical Record
– In 1999, Budi Rahayu Catholic hospital expansion implement medical record room by renovating existing space without building new ones.
– Built also a checkpoint for security officer / security guard.
– In 2000, Budi Rahayu Catholic Hospital growing in providing patients with inpatient services, so the beds available to 122 and a capacity of 136 beds. Also carry out the expansion:
– The dining room employees by renovating existing space without building new ones.
– One room three doors to the garage.
– One space for Poly Nutrition
– Dental Unit and Dental X-rays
– Expanding Kitchen and Wash Room
– Installing ceramic ER, Polyclinic, Rontgen
– In 2001, Budi Rahayu Catholic Hospital increased in providing patients with inpatient services, so the beds available to 127 and a capacity of 135 beds. Also carry out the expansion:
– Renovation HALL, garage and office building Installation Repair tool (IPS)
– Adding space to warehouse tools and libraries RS
– Replacing wood decayed buildings.
– Installing ceramic Hospital
– In 2002, Budi Rahayu Catholic hospital, preparing to follow the re-accreditation to two of 12 basic services. All the facilities, infrastructure and procedures prepared in accordance with the applicable standards. Similarly, training is followed to achieve the desired standardization according to Accreditation.
Accreditation implemented 20, 21, 22 November 2002: Budi Rahayu Catholic hospital visited Surveyor of the Central Level, Assessment and Accreditation implemented.
– In 2003 Budi Rahayu Catholic Hospital expand services to renovate the existing treatment rooms for services ICU (Intensive Care Unit).
– Expanding the work space by renovating the office care Pavilion I, Pavilion II, Pavilion III and Pavilion IV.
– Build room that is used for the Head of Nursing, Medical Committee and Medical Staff, warehouse soap, cooperative office, and kitchen pavilion II
– Building a warehouse tools Hospital.
– Improved Radiology service in March 2003 has been installed 1 (one) unit of the CT Scan which housed the room radiology.
– Building insulation space in the Pavilion III and Pavilion IV
– In 2004 Budi Rahayu catholic hospital implement what has been built, providing a more improved service to all patients with all the completeness that we already have, in addition to specialist doctors are growing. In the meeting also planned to increase the construction / renovation, especially for administration, IGD, and Pharmacy because until now almost the entire room filled with other than employees also documents that need to be retained before being destroyed after being stored for 7 (seven) years, to the pharmacy 3 (three) years from the date of receipt of a prescription.
– In 2005 Budi Rahayu catholic hospital renovation of the administration building into 3 (three) floors are for administration, clinic, pharmacy and build parking facilities for visitors. In addition to physically, SSR Budi Rahayu also improve service by adding treatment rooms and renovating services ICU (Intensive Care Unit) following the waiting room, and also expand the space for care patient maternity.
The efforts of health services provided to the medical community refers to the technical support from the Ministry of Health through the Directorate of Private Hospital. Likewise, guidance provided by the health office of the Level I and Level II health office of Blitar. As a hospital with inpatient services will also give a good referral to the top of the Hospital in Malang or Surabaya or receive a referral from the bottom of the health centers and clinics in Blitar and the surrounding area.