Di tengah tuntutan akan pelayanan kesehatan yang optimal, isu keberlanjutan lingkungan sering kali menjadi perhatian sekunder. Namun, beberapa institusi mulai mengambil langkah proaktif, mengubah limbah menjadi sumber daya yang bermanfaat. Salah satu inisiatif yang kian populer adalah produksi eco-enzyme, cairan serbaguna yang ramah lingkungan.
Mengapa Eco-Enzyme Penting untuk Rumah Sakit?
Rumah sakit menghasilkan limbah organik dalam jumlah besar, terutama dari dapur dan kantin. Sisa-sisa buah dan sayur ini sering kali berakhir di tempat pembuangan sampah, menyumbang emisi metana yang berbahaya bagi lingkungan. Dengan mengolahnya menjadi eco-enzyme, limbah ini tidak hanya berkurang, tetapi juga diubah menjadi produk yang memiliki banyak manfaat:
-
Pembersih Alami: Eco-enzyme bisa digunakan sebagai alternatif pembersih kimia untuk lantai, toilet, dan permukaan lainnya. Ini membantu mengurangi paparan bahan kimia keras bagi pasien, staf, dan lingkungan sekitar.
-
Pengurai Bau: Cairan ini sangat efektif untuk menghilangkan bau tidak sedap di area sanitasi atau tempat pembuangan sampah medis, menciptakan lingkungan yang lebih nyaman.
-
Pupuk dan Pestisida Organik: Sisa produksi eco-enzyme bisa diolah menjadi pupuk cair untuk kebun atau taman rumah sakit, membantu menciptakan ruang hijau yang asri dan sehat.
Proses Produksi dan Penerapan
Proses pembuatan eco-enzyme sangat sederhana, menggunakan perbandingan 1:3:10 (1 bagian gula, 3 bagian limbah organik, 10 bagian air).
Di sebuah rumah sakit, departemen gizi atau dapur dapat menjadi pusat pengumpulan limbah organik. Staf kebersihan kemudian dapat memproses limbah ini dalam wadah fermentasi. Setelah difermentasi selama tiga bulan, cairan yang dihasilkan dapat diencerkan dan digunakan oleh staf kebersihan di seluruh area rumah sakit, dari ruang perawatan hingga area publik.
Inisiatif seperti ini menunjukkan bahwa rumah sakit tidak hanya berfokus pada kesehatan manusia, tetapi juga pada kesehatan planet kita. Dengan mengadopsi praktik ramah lingkungan, institusi kesehatan dapat menjadi contoh nyata bagi komunitas, membuktikan bahwa keberlanjutan bisa menjadi bagian integral dari operasional sehari-hari.
Cara Membuat :
Proses pembuatannya mengikuti perbandingan 1:3:10, di mana:
-
1 bagian gula merah atau molase.
-
3 bagian sisa buah/sayur (kulit, ampas, dll.).
-
10 bagian air.
Semua bahan dicampur dalam wadah plastik (bukan kaca karena bisa pecah) dan difermentasi selama minimal tiga bulan. Selama proses fermentasi, wadah harus dibuka sesekali untuk melepaskan gas yang terbentuk.
Manfaat
Cairan ini bisa digunakan untuk berbagai keperluan, seperti:
-
Pembersih serbaguna: Bisa digunakan untuk membersihkan lantai, toilet, piring, atau bahkan mencuci pakaian.
-
Pupuk organik: Enzim ini bisa menyuburkan tanah dan membantu pertumbuhan tanaman.
-
Pestisida alami: Bisa digunakan untuk mengusir hama tanaman secara ramah lingkungan.
-
Penjernih udara: Cairannya bisa diencerkan dan disemprotkan untuk menghilangkan bau tak sedap.
-
Penjernih air: Dapat membantu membersihkan saluran air dan mengurangi polusi.
Masa Depan Inisiatif Hijau
Kisah eco-enzyme di lingkungan rumah sakit adalah contoh nyata bagaimana inovasi sederhana dapat membawa dampak besar. Langkah ini sejalan dengan tren global untuk mengurangi jejak karbon dan mempromosikan ekonomi sirkular. Dengan terus berinovasi, institusi kesehatan bisa menjadi pelopor dalam menciptakan masa depan yang lebih sehat, baik untuk manusia maupun bumi.