Pembedahan adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Pembukaan bagian tubuh ini umumnya dilaksanakan dengan membuat sayatan, kemudia tindakan perbaikan yaitu degna penutupan dan perbaikan luka.

Ada beberapa reaksi akibat pembedahan yakni pelepasan stress hormon dan mediator iflamasi. Ini akan memicu katabolisme glikogen, lemak dan protein dengan melepaskan glukosa, asam lemak dan asam amino ke dalam sirkulasi dan digunakan utuk aktivitas fisik, proses penyembuhan dan respon imun.

Pasien yang kurang gizi akan meingkat risiko pembedahannya, morbiditas bahkan kematian. Dukungan asupan makan yang memadai merupakan priorotas untuk mngurangi kehilangan zat gizi dan memperbaiki jaringan dalam proses penyembuhan selama pembedahan.

Diet pra bedah adalah pengaturan makan yang diberikan kepada pasien yang akan menjalani pembedahan. Pemberian dietnya bergantung pada beberapa hal yakni :

  1. Keadaan Umum Pasien, seperti kesadaran, status gizi, kadar gula darah, tekanan darah, ritme jantung, denyut nadi, fungsi ginjal, dan suhu tubuh
  2. Macam Pembedahan, yakni bedah minor/bedah kecil, seperti tindakan insisi, ekstirpasi dan sirkumsisi. Yang kedua adalah bedah mayor atau bedah besar, yang dibedakan dalam bedah pada saluran cerna, lambung, usus halus, usus besar, kandung empedu, pankreas) dan bedah di luar saluran cerna jantung, ginjal, paru, saluran kemih, tulang dan sebagainya)
  3. Sifat Operasi, yakni segera dalam keadaan darurat atau cito dimana pasien langsung dilakukan pembedahan saat langsung masuk rumah sakit sehingga tidak sempat diberi diet pra bedah, dan berencana/elektif dimana pasien disiapkan dengan pemberian diet pra bedah sesuai status gizi dan macam pembedahan
  4. Macam Penyakit , yakni penyakit utama yang membutuhkan pembedahan adaladh penyakit saluran cerna, jantung, ginjal, saluran pernafasan dan tulang, dan yang kedua penyakit penyerta yang dialami, misalya penyakit diabetes melitus, hipertensi, jantung dan sebagainya

 

Tujuan Diet Pra Bedah adalah mengusakan agar status gizi pasien dalam keadaan optimal pada saat pembedahan sehingga tersedia cadagan untuk mengatasi stress dan penyembuhan luka. Pemberian energi disesuaikan dengan status gizi pasien dan sesuai penyakitnya. Sebagai contoh untuk pasien dengan status gizi kurang diberikan 35-40 kkal/kgBB/hari sedangkan bagi pasien dengan status gizi baik diberikan 25-35 kkal/kgBB/hari. Pemberian protein untuk pasien dengan status gizi kurang diberikan 1,5-2 g/Kg/BB/hari, sedang untuk pasien dengan status gizi lebihatau baik diberikan 0,8-1,5 g/kgBB/hari. Pemberian lemak cukup yhakni 20-25% dari kebutuhan kalori total. Pemberian karbohidrat cukup, sebagai sisa dari kebutuhan energi total dikurangi energi dari protein dan lemak untk menghindari hipermetabolisme. Vitamin dan Mineral diberikan cukup, demikian pula dengan cairan.

Diet pra bedah diberikan sesuai dengan jenis dan sifat pembedahan. Untuk pra bedah darurat atau cito tidak diberikan diet tertentu. Pada pra bedah berencana atau elektif minor, berupa diet biasa atau sesuai penyakit tertentu diberikan 6 jam sebelum pembedahan dan diet cair jernih atau clear fluid sampai 2 jam sebelum pembedahan. Untuk pra bedah elektif mayor atau besar, pada pra bedah saluran cerna diberikan diet rendah sisa selama 4-5 hari dengan tahapan sebagai berikut :

- hari ke -4 seeblum pembedahan : Makanan lunak

- heri ke -3 sebelum pembedahan : Makanan Saring

- hari ke -2 dan 1 sebelum pembedahan diberikan formula enteral rendah sisa

Pada pra bedah  besar di luar saluran cerna diberiakn formula rendah sisa selama 2-3 hari. Pemberian makanan terakhir pada pra bedah besar dilakukan 12-18 jam sebelum pembedahan  sedangkan minum terakhir 8 jam sebelumnya.

 

Pustaka

Suharyati dkk, Penuntun Diet dan Terapi gizi Persatuan Ahli Gizi Indonesia Asosiasi Dietisien Indonesia Edisi 4, 2020, Penerbit Buku Kedokteran EGC

Panduan Terapi Diet RSK Budi Rahayu Blitar th 2022